Rabu, 23 November 2016

PENYEBAB DAN DAMPAK NEGATIF PACARAN DIUSIA DINI

Masa pacaran adalah salah satu masa yang lazim dijalani individu yang mulai memasuki usia remaja. Perkembangan fisik dan psikologis pada remaja memungkinkan terjadinya ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan membentuk hubungan yang lebih dan hubungan pertemanan atau persahabatan, yang biasa disebut sebagai pacaran (dating). Pacaran merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan budaya. Pacaran usia dini adalah bagian dari pergaulan bebas yang dimana pergaulan bebas itu adalah salah satu penyebab kenakalan remaja.A.PENYEBAB PACARAN USIA DINI1.GlobalisasiGlobalisasi pada masa sekarang ini tidak dapat lagi dibendung.  Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.2.Membuktikan diri cukup menarikPada saat  ini, para remaja sudah  melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dar lingkungan sekelilingnya.3.Adanya pengaruh kawanDi kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya.Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh teman-temannya.B.DAMPAK PACARAN DI USIA DINI1.Dampak Positifa.Belajar bersosialisasiDengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga kita mampu mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam bersosialisasi dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar bersosialisasi dengan pasangan kita.b.Mempelajari karakteristik berbagai macam orangNamun, kalau  kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati bahwa pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah ‘putus’! Bukannya mencoba untuk bisa mengerti satu sama lain, para remaja hanya mempelajari untuk bercerai. Bagaimana tidak? Karena faktor usai yang dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat.Jika dikatakan alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri sendiri dulu, membenahi diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang mengikatkan diri dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang remaja mencoba untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa ‘mempelajari karakteristik orang lain’. Dan, dia juga sedang mempelajari dirinya sendiri tentunya.Setelah dia bisa mengendalikan emosinya – ini merupakan saat yang tepat untuk berpacaran – tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk having fun. Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan perasaan orang lain. Lagipula, masa remaja yang penuh gejolak ini akan sangat memberikan keragu-raguan dalam hal berpacaran. Maka dari itu, beberapa orang tua melarang anaknya untuk berpacaran (walau ada juga yang tidak).2.Dampak Negatifa.Kekerasan fisikKoalisi Antikekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekerasan fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.b.Kekerasan seksualPemerkosaan dalam  pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.c.Cenderung menjadi pribadi yang rapuhAnak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran.Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi,contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya.akibat terlalu mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya. Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnyaMereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih tertutup. Hal itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.d.Kehamilan dan penularan penyakit menular seksualAnak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.Sekedar mengingatkan bahaya kehamilan pada remaja:·Hancurnya masa depan karena tidak bisa melanjutkan sekolah.·Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.·Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).·Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun bayi, tenaga tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit dan pendarahan yang hebat.·Pengguguran kandungan yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehinggakalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum berat .·Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami kecacatan dan gangguan kejiwaan saat ia dewasa.·Jadi bahan pembicaraan dan ejekan masyarakat sekitar .·Stress berkepanjangan dan bisa jadi GILA.e.Menurunkan konsentrasiHal ini terjadi jika remaja telah  mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.f.Menguras hartaAkan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya.

x

Template by:

Free Blog Templates